Koneksi Antar Materi Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebaikan sebagai Pemimpin



Oleh: Ni Luh Meri Andani

CGP Angkatan 11 Kabupaten Tabanan

“Mengajarkan anak menghitung itu dengan baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama
adalah yang terbaik” (Mengajari anak berhitung itu baik, tetapi mengajari mereka menghitung adalah yang terbaik).
Bob Talbert


Dari kutipan di atas, apa hubungannya dengan proses pembelajaran yang sedang Anda pelajari saat ini?

Pendidikan itu tidak sekedar sekedar mengajar, tetapi bagaimana membimbing anak untuk memperoleh keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai individu maupun anggota masyarakat. Dalam proses pendidikan, mengajar dengan menyampaikan materi tentu penting, tetapi lebih penting untuk mendidik anak berkaitan dengan karakter sehingga mereka dapat hidup di masyarakat dengan damai, bermanfaat bagi sekitar, dan menerapkan ilmu yang diperoleh. Jika hanya sekedar mengajarkan materi, saat ini sudah banyak sumber-sumber belajar seperti buku, ebook, internet dan lain-lain untuk bisa belajar secara mandiri, tetapi tentang penguatan karakter untuk mempersiapkan anak-anak siap menghadapi kehidupan dengan baik, perlu bimbingan dan teladan dari guru yang tentu saja tidak bisa digantikan oleh buku atau mesin. Oleh karena itu guru harus selalu berperan sesuai dengan patrap triloka KHD yaitu ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani.


Bagaimana nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang kita anut dalam suatu pengambilan keputusan dapat memberikan dampak pada lingkungan kita?

Dalam pengambilan keputusan kita harus menerapkan dasarnya yaitu berdasarkan nilai-nilai kebajikan universal, dapat dipertanggungjawabkan, dan berpihak pada murid. Jadi seorang guru berusaha untuk mengembangkan karakter dengan menjunjung nilai-nilai tinggi kebajikan universal dan memperhatikan kebutuhan setiap peserta didik.

Bagaimana Anda sebagai seorang pemimpin pembelajaran dapat berkontribusi pada proses pembelajaran murid, dalam pengambilan keputusan Anda?

Dalam pengambilan keputusan, saya akan memperhatikan 3 dasar, 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Saya juga akan melakukan coaching sehingga Coachee dapat menemukan solusi atas masalahnya sendiri dan mengembangkan potensinya.

Pendidikan adalah seni menjadikan manusia beretika.
Pendidikan adalah sebuah seni untuk menjadikan manusia berperilaku etis.
~George Wilhelm Friedrich Hegel~

Dari kutipan diatas, menurut saya pendidikan itu bukan sekedar mengarkan materi tetapi lebih pada penguatan karakter anak, untuk mempersiapkan kehidupannya kelak yang selamat dan sejahtera baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. Jika hanya sekedar menyampaikan materi belajar, saat ini sudah banyak sumber-sumber belajar seperti buku, eebook, internet dan lain sebagainya. Tetapi untuk pemberdayaan karakter perlu bimbingan dan teladarn dari guru maupun orang tua. Maka pendidikan penting untuk membimbing anak mengembangkan potensi dirinya, agar menjadi manusia yang beradab sehingga kehidupannya akan damai dan sejahtera.


Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?

Seorang pemimpin pembelajaran perlu memperhatikan filosofi Ki Hajar Dewantara yakni ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani. Artinya bahwa seorang pemimpin harus dapat menempatkan dirinya sebaik dan sebijak mungkin. Pemimpin harus bisa menjadi teladan atau contoh bagi siapa saja yang khussnya murid dan lingkungan. Selain itu, pemimpin sebagai bagian dari organisasi atau komunitas juga perlu ikut bertindak untuk melaksanakan keputusan yang telah dibuat. Pada kesempatan lain, pemimpin juga perlu menjadi motivator dan pendorong bagi murid maupun rekan-rekan dan lingkungan untuk melaksanakan berbagai Keputusan yang telah dibuat. Dengan patrap triloka ini diharapkan pengambilan Keputusan selalu berpihak pada murid.  

Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, mempengaruhi prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita akan menentukan cara pandang terhadap situasi yang dihadapi hingga keputusan yang diambil. Dalam pengambilan keputusan, kita harus berdasarkan pada nilai-nilai kebajikan universal, dan tentu berpengaruh pada 3 prinsip yang dapat diambil yaitu Berpikir Berbasis Hasil Akhir ( Ends-Based Thinking ), Berpikir Berbasis Peraturan ( Rule-Based Thinking ), dan Berpikir Berbasis Rasa Peduli ( Pemikiran Berbasis Perawatan ). Misalnya, guru yang memiliki empati yang tinggi, rasa kasih sayang dan kepedulian cenderung akan memilih prinsip Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking). Sedangkan guru yang memiliki sikap jujur ​​dan komitmen yang kuat untuk tunduk pada peraturan cenderung memilih berpikir prinsip Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking). Dan guru yang reflektif dan memiliki jiwa sosial yang tinggi cenderung memilih prinsip Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking).

Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ' coaching ' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut sudah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ' coaching ' yang telah dibahas pada sebelumnya.

 Dalam pengambilan materi keputusan yang dipelajari ada kaitan dengan kegiatan coaching yang pernah dilakukan pada modul sebelumnya. Jika pada proses coaching kita membantu agar Coachee dapat membuat keputusannya secara mandiri, maka dalam modul 3.1 ini kita merefleksikan apakah keputusan yang dibuat sudah berdasarkan nilai-nilai kebjikan universal, dapat dipertanggungjawabkan, dan berpihak pada murid. Dalam pembelajaran pengambilan keputusan ini, kita perlu memperhatikan 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah dalam pengujian dan pengambilan keputusan yang tentu saja akan menghasilkan suatu keputusan terbaik.

Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?

Dalam pengambilan keputusan, seorang guru harus memiliki kestabilan sosial dan emosional karena tentu akan berpengaruh saat mengambil keputusan khususnya masalah dilema etika. Guru perlu mindfulness sebelum mengambil keputusan agar tidak gegabah. Guru juga perlu berempati terhadap orang lain dan berkolaborasi agar dapat memeroleh data dan fakta yang diperlukan relevan dengan kasus-kasus yang bergubungan dengan dilema etika. Dan pada akhirnya, guru yang memiliki kompetensi sosial emosional akan mampu mengambil keputusan yang bertanggung jawab bagi dirinya maupun lingkungannya.

Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?

Nilai-nilai yang dianut seorang guru akan membimbingya dalam mengambil keputusan yang baik. Jika seorang guru meyakini berbagai nilai-nilai keindahan yang merupakan bagian dalam dirinya maka dipastikan itu akan menjadikan dirinya sebagai sosok yang memiliki integritas dan bertanggung jawab. Jika nilai-nilai yang dianutnya nilai-nilai positif maka keputusan yang diambil akan tepat, benar dan dapat dipertanggungjawabkan dan begitupun sebaliknya jika nilai-nilai yang dianutnya tidak sesuai dengan kaidah moral, agama dan norma maka keputusan yang diambilnya lebih cenderung bermuara pada kebenaran menurut versi pribadi. Selain itu pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika juga dapat melatih ketajaman dan ketelitian dalam pengambilan keputusan, sehingga dapat dengan jelas membedakan antara dilema etika ataukah bangunan moral. Keputusan yang diambil akan semakin akurat dan menjadi keputusan yang dapat mengakomodir kebutuhan murid dan menciptakan keselamatan dan kebahagiaan semua pihak berdasarkan nilai-nilai kebenaran dan kebajikan.

Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Pengambilan keputusan yang tepat akan berdampak terhadap tenda sekolah uke arah yang lebih baik. Keputusan harus memaksimalkan dampak positif dan meminimalkan dampak negatif, jika mungkin tidak ada dampak negatif. Suatu Keputusan harus berlandaskan nilai-nilai Kebajikan, dapat dipertanggungjawabkan, dan berpihak pada murid, dengan landasan tersebut, kami akan menciptakan lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman bagi seluruh warga sekolah.

Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda dapat melakukan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah hubungannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Tantangan di lingkungan saya untuk dapat melakukan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika antara lain menyamakan frekuensi berbagai pandangan bahwa kasus dilema etika perlu di sikapi dengan bijak dan cepat agar tidak merembet kemana-mana. Selain itu, perasaan tidak enak yang timbul karena tidak dapat memuaskan semua pihak. Namun dengan mengikuti 9 langkah pengambilan Keputusan dapat meminimalkan rasa tidak nyaman dan Keputusan yang diambil dapat diterima oleh semua pihak.

Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?

Pengambilan Keputusan yang kita ambil berpengaruh terhadap pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita. Dengan kita memetakan kebutuhan murid, kemudian kita memenuhi kebutuhan tersebut dengan pembelajaran berdiferensiasi untuk mengoptimalkan potensi itu adalah Keputusan yang tepat. Artinya pengambilan Keputusan yang kita ambil mendukung Merdeka belajar pada murid agar dapat belajar tanpa paksaan, Bahagia, dan sesuai minat tanpa ada paksaan dan tekanan. Hal ini tentu menjadi harapan kita bahwa murid-murid akan sukses dan bahagia dengan bidangnya masing-masing. Disinilah dasar pijakan kita bahwa semua pengambilan keputusan harus berpihak pada murid, dan guru berfungsi untuk memfasilitasi, membantu mengembangkan bakat dan minat yang sudah ada.

Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Keputusan yang diambil seorang pemimpin pembelajaran akan berdampak, baik jangka pendek maupun jangka panjang bagi murid. Maka keputusan yang diambil harus benar, bijak, dan tepat melalui analisis dan pengujian. Misalnya saja dalam pembelajaran seperti apa yang kita laksanakan, jika berhasil tentu murid akan aman dan bahagia saat belajar dan setelah belajar. Dengan begitu, ilmu yang didapat akan bermanfaat hingga kelak kemudian hari. Begitu juga dengan penguatan karakter yang kita laksanakan, itu adalah suatu keputusan dari guru sebagai pemimpin pembelajaran tentu akan berdampak baik bagi murid baik kini maupun di masa mendatang.

Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Kesimpulan akhir yang dapat saya tarik dari materi modul pembelajaran ini adalah pentingnya pemimpin mempertimbangkan berbagai hal khususnya 4 paradigma, 4 prinsip, dan melakukan 9 pengambilan dan pengujian keputusan sehingga keputusan yang diambil adalah keputusan yang terbaik. Tentu dalam pengambilan keputusan berlandaskan 3 hal yakni berdasarkan nilai-nilai kebajikan, dapat dipertanggungjawabkan, dan berpihak pada murid.

Adapun keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya antara lain bahwa sebagai pemimpin pembelajaran kita harus menjadi pamong yang membimbing murid untuk mengembangkan potensinya untuk mencapai kebahagiaan (modul 1.1). 

Sebagai pamong, guru penggerak harus memiliki peran berpihak pada murid, mandiri, reflektif, kolaboratif, dan invatif (modul 1.2) . Dalam pengambilan keputusan, guru akan berpihak pada murid dan harus mandiri serta reflektif. Setiap keputusan yang diambil direfleksikan secara amndiri untuk memastikan dampak positif dari keputusan yang telah diambil. 

Dalam hal ini sebagai pemrakarsa perubahan, guru perlu menyusun visi yang berorientasi ke depan dengan langkah BAGJA (Buat Pertanyaan – Ambil Pelajaran – Gali Mimpi – Atur Eksekusi – Jabarkan Rencana) (modul 1.3). 

Visi tersebut tentu akan terwujud dengan budaya positif di sekolah. Adanya keyakinan kelas, penerapan segitiga restitusi akan mewujudkan budaya positif (modul 1.4 ). Selanjutnya, dalam pengambilan Keputusan untuk melaksanakan pembelajaran yang berorientasi pada murid diantaranya adalah memenuhi kebutuhan murid yakni dengan pembelajaran berdiferensiasi (modul 2.1). Perlu melaksanakan tes awal untuk memetakan dan menyiapkan rencana pembelajaran yang sesuai kebutuhan belajar murid.   

Sebagai pemimpin pembelajaran juga perlu kompetensi sosial emosional (KSE) (modul 2.2). KSE ini meliputi Kesadaran Diri, Manajemen Diri, Kesadaran Sosial, Keterampilan Berelasi, dan Pengambilan Keputusan yang Bertanggung Jawab. Dalam penyelesaian masalah seseorang harus hadir sepenuhnya (mindfullness) sehingga fokus menjadi baik dan keputusan yang diambil berdampak positif.  

Dampak positif dapat diperoleh dari proses coaching yang baik, Dimana coach sebagai mitra yang membantu coachee untuk meningkatkan kinerja kerja, menemukan solusi atas permasalahannya, dan mengembangkan potensi yang dimilikinya. Dalam pembelajaran utamanya, peningkatan kualitas pembelajaran dapat dilakukan melalui  supervisi akademik (modul 2.3).

Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bangunan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?

Menurut saya, dalam membuat keputusan sebagai pemimpin pembelajaran harus berlandaskan 3 hal yaitu nilai-nilai kebajikan, bisa dipertanggungjawabkan, dan berpihak pada murid. Nilai-nilai kecerahan ini digunakan untuk mengenali dua kasus yang bernilai benar bagi lawannya. Prinsip yang digunakan antara lain pemikiran berbasis tujuan, pemikiran berbasis aturan, dan pemikiran berbasis kepedulian. Dengan berbagai macam pertimbangan dan langkah – langkah yang diharapkan menghasilkan hasil yang diperoleh merupakan keputusan terbaik dengan memaksimalkan dampak positif. Hal yang tidak terduga di luar dugaan adalah melalui komunikasi dan kolaborasii maka pengambilan Keputusan dapat lebih maksimal sehingga komunikasi dan kolaborasi sangatlah penting.  

Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi dilema moral? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?

Saya pernah mengambil keputusan sebagai pemimpin dalam situasi dilema moral. Perbedaannya dulu saya mengambil Keputusan tanpa melakukan Langkah-langkah [engujian. Kalau di sini saya lebih percaya diri dalam mengambil keputusan karena sudah melalui langkah-langkah pengujian hingga mempertimbangkan dampaknya.

Bagaimana dampak mempelajari konsep ini buat Anda, perubahan apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?

Setelah mempelajari kosep ini, perubahan cara pandang saya adalah bahwa sebelum mengambil keputusan perlu adanya pengujian agar keputusan yang dihasilkan adalah yang terbaik. Perubahan yang terjadi tentunya dengan mengikuti 9 langkah, 4 paradigma, dan 3 prinsip saya menjadi lebih detail dan berhati – hati saat mengambil keputusan.

Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?

Menurut saya penting dalam mempelajari topik modul ini karena memberikan pemahaman yang komprehensif untuk dapat mengambil keputusan baik secara individu maupun sebagai pemimpin pembelajaran. Melalui modul ini saya memahami cara membuat keputusan yang baik dengan menerapkan 9 langkah dalam menguji dan mengambil sebuah keputusan. Dengan menggunakan langkah-langkah ini maka keputusan yang saya ambil akan jauh lebih baik dari kondisi saya sebelum mempelajari modul ini.


Komentar

  1. Menurut saya penting dalam mempelajari topik modul ini karena memberikan pemahaman yang komprehensif untuk dapat mengambil keputusan baik secara individu maupun sebagai pemimpin pembelajaran

    BalasHapus
  2. Melalui modul ini saya memahami cara membuat keputusan yang baik dengan menerapkan 9 langkah dalam menguji dan mengambil sebuah keputusan.

    BalasHapus
  3. Penjabaran yang disederhanakan. Sehingga memudahkan untuk dipahami. Setelah membaca modul ini, sangat perlu diterapkan sebagai bentuk pemahaman terhadap modul. Terima kasih 😇

    BalasHapus
  4. Topik dalam modul ini sangat menarik dengan penyampaian yang lugas dan sederhana memudahkan pembaca memahami topik yang disajikan terkait langkah-langkah dalam pengambilan keputusan di satuan pendidikan.

    BalasHapus
  5. luar biasa tulisan dari bu meri, sangat menarik dan mengispirasi

    BalasHapus
  6. Luar biasa pemaparan dari Bu Meri, dalam pengambilan keputusan yang tepat didasari oleh 9 langkah, 4 paradigma, 3 prinsip

    BalasHapus
  7. Luar biasa sekali pemaparan bu meri tentang koneksi antar materi tentang pengambilan keputusan berbasis nilai kebajikan

    BalasHapus

Posting Komentar